Home »
kesehatan dan kecantikan
» Nikah Muda Jauhi Risiko Depresi
Nikah Muda Jauhi Risiko Depresi
Liputan6.com, London: Siapa bilang nikah muda bikin stres. Sebuah penelitian terkait pengasuhan anak, menujukkan wanita tua lebih rentan terkena depresi saat memiliki anak dibanding wanita muda.
Menurut laman Guardian, belum lama ini, melaporkan wanita usia relatif tua yang memiki anak di kemudian hari lebih mungkin akan menghadapi risiko depresi. Riset tersebut diungkap peneliti yang menarik pada survei kesehatan pada ribuan wanita Kanada.
Dalam studi para ilmuwan bertanya apakah wanita yang telah melahirkan dalam lima tahun terakhir mengalami episode depresi dalam 12 bulan sebelumnya. Mereka mendapati wanita berusia antara 40 dan 44 tahun lima kali lebih mungkin tertekan dibanding wanita lebih muda. Dalam riset yang diselenggarakan Survei Kesehatan Masyarakat Kanada, Muraca-Muir mencatat 7.936 wanita mengikui sebuah proyek nasional yang mewakili gambaran kesehatan di seluruh negeri.
Dia mengamati tingkat depresi di kalangan para ibu berdasar wawancara untuk menilai standar diagnosa mereka. Hasil menunjukkan, ibu yang lebih tua tampaknya lebih berisiko terserang depresi dibanding ibu yang lebih muda. Hal itu diungkapkan ilmuwan setelah para peneliti memperhitungkan pengaruh-pengaruh lain terhadap kesehatan mental, seperti status perkawinan, sosial ekonomi, dan penyakit kronis.
"Kami melihat lima kali lipat peningkatan risiko di kalangan wanita berusia 40 sampai 44, dibandingkan dengan mereka dalam kelompok 35-39 tahun," kata Muraca-Muir.
Karenanya, peneliti berpendapat agar dokter dan anggota keluarga dapat memberikan dukungan lebih kuat pada kaum Ibu tersebut. Menurut Kantor Statistik Nasional, menyebutkan jumlah bayi lahir dari wanita berusia 40 hingga 44 di Inggris dan Wales naik dari 9.220 pada tahun 1990 menjadi 25.973 pada tahun 2010. Sedangkan jumlah bayi yang lahir dari wanita berusia 35-39 naik dari 51.905 ke 115.841 pada periode yang sama.
"Kami telah mengidentifikasi kelompok yang berpotensi tinggi terhadap depresi," kata Muraca-Muir. "Dan kami harus mampu memberi nasihat bagi wanita tentang konsekuensi psikologis akhir dari sebuah kehamilan."(AIS)
Label:
kesehatan dan kecantikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar